not ordinary oranges...
Gadis kecil yang hampir kulihat setiap pagi...
Refleksi kata hati kulihat dari gadis kecil tanpa bayang di matanya yang indah. Meraba mendengar mengingat tapi tetap hidup bersemangat dan ceria. Tak dengan mata dia bisa mengenal banyak hal di dunia pengetahuan. Mengetahui apa yang tidak dia lihat. Mungkin rasanya membayang dan terbatas tapi semuanya dia ingat, perkataan, bentuk, warna, letak diingat dengan apakah itu semua jika tidak dengan hati? Senyumnya dan caranya berbicara membuat jatuh cinta mengasihinya. Smoga dengan keterbatasannya justru membuat kebaikan di hidupnya....
not ordinary oranges...
oleh-oleh dari BAKSOS 2011 Mojoroto
ini dia mata pelajaran tersulit saat SD hingga sekarang yaitu Bahasa Daerah jreng-jreng-jreng....
Mungkin bagi kita lebih mudah ya belajar Bahasa Inggris dariapada Bahasa Daerah yaitu Bahasa Jawa (oh tidak mendengarnya saja...) walupun sering kali percakapan yang saya gunakan adalah bahasa jawa dan itu lebih mudah disampaikan tetapi yang saya katakan itu "slank"nya jawa, bahasanya gak karuan campur sama bahasa indonesia n bahasa malangan. Tapi klo belajar Bahasa Jawa Asli (oh tiiiidaaak) mungkin butuh waktu lama.
Terakhir kali saya belajar Bahasa jawa pada kelas 2 MTSN kayaknya yang mengajar Ibu yang sudah "sepuh" banget. dan itu bagi saya pelajaran paling gak penting... Ingat juga waktu saya SD bahasa Jawa menjadi Momok bahkan saya ingat klo mau ujian Bahasa Jawa saya stress duluan pernah juga kejadian satu angkatan SD saya HER (Remidi jaman dulu) seluruhnya tak terkecuali satupun. Tapi ada juga saat saya menikmati mengahafal HaNaCaRaKa dan pasanganya yang banyak dan juga mengagumi cerita Mahabaratta antara Phandawa dan Kurawa. Tapi itu hanya sesaat tak pernah benar-benar bisa dan menyukainya, tak heran jika nilai Matematika itu lebih bagus daripada Bahasa Jawa :D :D
Baksos sungguh menyadarkan saya, berada di desa yang mana banyak orang yang tak mengerti menggunakan bahasa indonesia. Saya merasa mempunyai kewajiban belajar bahasa jawa, bagaimana saya bisa melakukan komunikasi dengan masyarakat tentang obat jika saya tidak bisa bahasa jawa, dan mungkin jam terbang saya siapa tahu akan berad di desa terpelosok oleh karena itu saya mungkin harus belajar bahasa jawa
Saya lahir di kota dengan kedua orang tua yang sudah cukup modern dan kehidupan yang cukup perkotaan begitu pula kehidupan sekeliling saya. Oleh karna itu saya tak bisa berbicara Bahasa Desa atau lebih dikenal dengan Bahasa Jawa. Saya bisa mendengar paham tapi saya tak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Tapi sebenarnya apa hubungan Kota dan Bahasa Jawa? Harusnya jika saya orang Jawa maka saya bisa Bahasa jawa kan?
Malu juga melihat anak-anak mojoroto yang berkelakuan macam-macam tapi bisa berbahasa jawa dengan lancar. Malu saya sebagai mahasiswa yang dinilai lebih terpelajar tapi bahkan mempelajari bahasa jawa selama 9 tahun tak becus dan tak bisa berkata. Seandainya lingkungan saya ini berbahasa jawa mungkin saya juga bisa bahasa jawa ya? Buktinya setelah saya 2 hari di Mojoroto saya kebawa terus ngomong pake bahasa Jawa kromo... bahkan juga lewat sms. Benar dengan hidup bersama kita akan memahami bahasa dengan lebih mudah.
Harusnya saya dibuang 1 bulan saja ya di desa terpencil biar saya bisa bahasa jawa, biar saya bisa menghormati orang yang lebih tua dengan berbahasa jawa, biar saya bisa melestarikan budaya jawa... agar saya bisa menyampaikan informasi dan edukasi apoteker dalam bahasa jawa :D atau bikin buku Dagusibu versi Bahasa Jawa... knapa tidak?
Mungkin intelek dan universal memang perlu tapi jangan melupakan tempat dimana kita berasal dan berdiri di tanah kelahiran kita yaitu jawa :D :D :D
not ordinary oranges...
Jeck kamu itu ikut kepanitian banyak tapi jadi pubdok semua ya? emang iya...
Gak bosankah? ehm... yapaya... (berfikir panjang hingga sekarang)
kanpa harus Pubdok?Publikasi dan Dokumentasi, pada dasarnya dulu sekali saya ini tak punya keberanian memiliki kemampuan dua tersebut, tapi dari banyak kepanitian yang saya ikuti saya merasa saya paling sanggup dan maksimal berada di tempat tersebut. Memegang komputer dan mendesain, mencetak, waktu yang mepet, kamera, senyum narsis teman-teman, dan tiada foto saya satupun sudah menjadi hal yang biasa.
Kemampuan menjadi panitia Pubdok sebenarnya tidak spesifik harus dimiliki orang tertentu. Minimal bisa dokumentasi alias punya atau pegang kamera. Kemampuan spesifik yang lain yaitu kemampuan desain kreativitas dan pengambilan angle fotografi.
Sebenarnya saya ini tak pernah belajar memfoto suka memfoto juga tidak terlalu bahkan punya ilmunya dan sedikit tertarik tidak juga. Ehm daripada banyak teman sebenarnya saya ini sungguh amat amatir, dan tidak memliki sense of jepret :D. Semakin banyak orang memiliki kamera digital bagai barang obral makin banyak orang yang cinta fotografi makin banyak yang punya kamera DSLR yang berat bahkan makin banyak orang yang belajar dan itu tandanya makin tidak berguna saya, karena sudah banyak orang yang gunanya lebih hebat dalam memfoto daripada saya.
Tapi tidak semua orang mengerti harga, tempat kulaitas dan tahan dengan tekanan yang sering kali diterima pada pihak PubDok. Mungkin tidak banyak orang disekitar saya bisa mengoperasikan photosop dan corel tapi mungkin meraka memiliki bakat tersembunyi menilai hasil desain dan bahkan merancang isi desain, itulah yang saya harapkan dari teman-temang satu kepanitiaan PubDok, walaupun mereka tidak bisa tapi mereka punya "sense"nya dan blajar bagaimana prosesnya.
Tapi ada satu hal yang saya akan jalani terus dalam dunia PubDok itu, yang membuat saya tidak bosan yaitu: saya dapat mengcapture senyum teman-teman, melihat berbagai ekspresi dan kegiatan mereka. Saya lebih baik sembunyi dan mengabadikan hal tersebut daripada saya yang menjadi objek pemfotoan. Cukup senyum saya terpantul dalam layar kamera bahagia melihat orang lain bahagia :D
Walaupun begitu banyak kesediahan dalam PubDok yang sering kali tidak terlibat dalam acara karena tugas dokumentasi. Padahal pada dasarnya saya ini senang dekat dengan orang lain dan senang berbagi jadi terkadang saya merasa iri bahkan meninggalkan tugas PubDok saya dan bergabung dengan acara tersebut. saya memang bertugas mendokumentasikan tapi saya bukan tidak boleh terlibat kan?
Ehm ternyata show of dokumentasi yang telah diambil juga membuat kebahagiaan tersendiri. Mungkin membutnya dan menunggu renderingnya bukan hal yang mudah. Tapi setelah melihat gelak tawa teman-teman yang melihat itu sungguh kepuasan tersendiri, mereka melihat diri mereka dan teman-teman mereka dipamerkan di layar dan menertawakan diri sendiri
Sebenarnya bukan tidak pernah saya menjadi sie yang lain, saya pernah kok jadi sie acara, pernah juga jadi sie yang lain, tapi ya hanya sebatas itulah. Mungkin suatu saat saya akan mencoba menjadi Sie yang lain mencari kemapuan terpendam saya :D :D ada yang mau merekrut?
not ordinary oranges...
ehm udara dingin baru-baru ini yang sering disambut panas tiba membuat surabaya kurang bersahabat lagi. Awalnya hanya bersin-bersin dengan intensitas tinggi tapi lama kelamaan tenggorokan gatal demam dan akhirnya positif indikasi FLU datang.
Ehm iya obat dari FLU kan cuman satu banyak istirahat dan istirahat terbaik untuk recovery tubuh adalah tidur.... tapi bagaimana caranya tidur saat praktikum (klo saat kuliah saya selalu bisa...)
Anak farmasi itu tak boleh sakit, mau g enak badan dikit mau sakit g bisa bangun pokoknya berjuang ikut praktikum pokoknya masuk kuliah pokoknya ya harus ada..... wlpn diskusi kacau dan gak bisa jawab tapi sakit saya terjang.
Tapi hal yang paling membuat saya miris itu walaupun tidak demam lagi tapi batuk saya parah...uhuk..uhuk...uhuk...
tuh kan saya udah kayak orang tua dan renta (dah kurus lagi) tapi slalu saja begini jika udah terserang batuk memang bisa sampai 1 bulan lebih.... dan itu mulai menyerang di saat tidur disaat kelas hening bahkan di saat ujian.... oh betapa-betapa...
sudah berbagai cara saya gunakan untuk mengobatinya mulai dari minum kencur, balsem obat yang tidak putus, minyak cap kapak, tapi batuk tetap saja batuk ditambah lagi suara saya jadi serAAAaaak.... wahaha...
saya malu batuk batauk terus disamping saya bersyukur penyakit saya ini cuman batuk, malu orang lain dengar batuk saya dan terganggu malu temen2 ndengerin penjelasan dosen feat risma batuk -.-... tapi ada yang saya takutkan di saat ujian begini.. saya takut klo batuk ilmu yang saya hafalkan hilang (jdaaaar.....) karna batuk punya energi tinggi hingga badang saya ikut bergetar...
ada solusi obat batuk....
atau diberi obat cacing saja (jadi inget pelajaran immuno) -.-
hhohohoho... smoga cepat sembuh jecki
not ordinary oranges...
hari dimana anak ketujuh farma terbit
hari ini dan saya belum menerimanya satu pun
Sudah Lima edisi ini saya menjadi keluarga baru disini berarti kurang dua edisi lagi ya keberadaan saya di sini? Cepat ya? Masih mau lama di sini jecki?harusnya bisa kan kamu NIM 2010 ahahhay ^_^
Ehm slalu saja di seperti edisi 4 lalu kita di edisi 7 ini merasa banyak berbeda banyak berubah bukan karna Farmapos berubah tapi karna formasi farmapos berubah, berubah pemimpin, berubah cara, berubah orang dan berubah suasana? tapi dari semua perubahan yang ada di edisi ini perubahan "kekeluargaan kita" terasa jauh terasa tak tersentuh.
Mungkin di proses lahirnya anak ke tujuh ihi tak jauh beda dengan lahirnya anak yang lain seperti penuh dengan spaneng (pusing), penuh dengan kemoloran, penuh dengan tolakan tapi ini edisi di mana saya paling tidak merasa nyaman, karena kehilangan kekeluargaan yang biasanya ada...
Mungkin dengan banyak orang kita juga akan semakin tidak banyak kumpul, ada banyak orang ada banyak kepala, ada banyak kepentingan... tetapi knapa tidak dengan banyak tertawa, tidak dengan banyak ide-ide cemerlang, tidak dengan banyak sapaan hangat diantara keluarga, tidak banyak perhatian??
Oh ternyata memang tak semua proses itu akan sama tapi ini memang tantangan terberat di edisi ini, edisi dimana banyak tidak kumpul, edisi dimana saya tidak jadi koor layouter lagi, edisi dimana banyak orang dan waktu untuk belajar.... tapi itulah... semua terlalui dengan harapan menjadi kerja lebih baik hasilnya nol besar?kerja edisi ini kerja paling berantakan
Disamping hal itu... saya merefleksi diri sendiri, jecki sudah kerja jadi litbang dengan baik? dari rentang 1-10 saya hanya menilai diri saya 5 sungguh apa-apa yang harus saya lakukan justru tak pernah saya ikuti, saya tak dekat dengan patner baru saya... saya tidak ada yang mengingatkan kerja... saya sibuk dengan dunia saya... maaf tapi saya mau belajar dan berubah di edisi depan :D (fight)
Ingatkah kau kawan seperjuangan? betapa kita mau luangkan waktu untuk keluarga ini? meramu bersama belajar bersama senang bersama? menulis dan melayout bersama...
tapi sekarang, terlalu banyak kepentingan bahkan mudah mendelete farmapos dari jadwal rapat,tersingkir dengan kepentingan organisasi lain
bagaimana orang lain akan menganggap farmapos ada,jika para redaksinya bahkan tak menganggapnya ada?? (sigh)
saya cukup gregetan ketika deadline ini itu diundur semakin mundur semakin banyak pertanyaan "kapan farmapos terbit?" smakin saya merasa "akankah kami berhenti di sini, rasanya gagal membawanya lahir dengan title TEPAT DEADLINE"
ehm itulah mengapa saya marasa butuh marah-marah di saat deadline datang, merasa memang Pedjoeang Farma butuh suntikan butuh selintikan biar ingat mana posisi mereka di Farmapos ini
Mungkin akan ada banyak Farmapos berceceran mungkin akan banyak kritikan tapi itu memungkinkan untuk maju
Senanglah akan terbit ini senanglah dan bahagialah ini karya kalian, dan jangan-jangan bosan belajar :D
Untuk kelanjutan anak berikutnya
saya ingin edisi 8 menjadi edisi LUAR BIASA MAXIMAL walapun dengan rapat dan kumpul MINIMAL (karna libur dan ujian). Saya ingin mencoba menulis atau ikut wawancara, kapan lagi saya melakukannya jika tidak edisi ini? ada yang mau mencoba melayout untuk para reporter dan editor?
saya ingin ada evaluasi dengan pihak luar akan membangkitkan semangat kita untuk inovasi :D
PS to layouter: Bukan salah kalian jika kalian tak "bisa" tapi bisalah untuk belajar :D :D :D hasilnya mungkin tak sebagus "bisa" tapi akan mendekati "bisa" dengan cara kalian sendiri
not ordinary oranges...
Usavich mungkin belum banyak yang tahu ya? apa itu ya namanya kok aneh banget. Usavich merupakan short animation seperti berny bear yang menceritakan 2 ekor Usagi (kelinci) yang tinggal di dalam penjara. Bernama Putin (yang putih) dan Knpehehko (yang pink) yang mulai tinggal dipenjara dan kehidupan di selnya yang kecil hingga mereka berhasil kabur ke kota.
Usavich seperti monolog karna tak bersuara tapi bermusik dan berbahasa universal yang mudah dipahami oleh orang yang menontonnya. Animasi ini adalah buatan jepang tetapi memakai nama dan setting rusia. Dan telah ada dan beredar di internet kira-kira 3 season
Usavich memiliki cerita yang terkadang kejam, tak masuk akal tetapi kreatif dan menyentuh hati. Usavich ini seperti menceritakan kedua sahabat yang berbeda tujuan, pemikiran, bahkan gaya hidup tetapi mereka tidak saling mengelug tidak saling menjatuhkan dan menyadari akan takdir kebersamaan. Putin memang orang yang jauh berbeda dengan Knpehehko yang resedivis high class, Putin adalah kelinci biasa yang memiliki respon yang wajar terhadap banyak hal walaupun kadang nasibnya tak sebagus Knpehehko. Sedangkan Knpehehko adalah kelinci yang kuat berkarisma super hebat dan dia merupakan Kingnya penjahat. Tapi walaupun begitu Knpehehko masih mau membantu dan hidup mengikuti perjalanan Putin, walau kadang dia merasa agak jengkel dengan Putin tetapi Knpehehko tidak pernah berniat meninggalkan Putin dan menjalani kehidupannya sendiri yang hebat. Begitu pula Putin ketika Knpehehko mengalami tanda-tanda kematian Putin lah yang seperti merawatnya dan paling khawatir terhadapa Knpehehko. Putin bukanlah pembantu Knpehehko tetapi mereka saling ada dan mengisi kehidupan mereka bersama. Sungguh persahabatan yang diungkapkan dengan cara yang manis dan tersirat.
Ingin lihat Usavich saya sungguh ingin berbagi :D
not ordinary oranges..
saya akan menceritakan sutu kisah saya mengikuti seminar tersebut.
Salam Farma!!
informasi workshop itu saya dapat pada Selasa 24 Mei 2011, lewat SMS yang dijarkomkan berturut-turut dari teman-teman ke saya. Setelah itu saya baru melihat poster yang ditempel di depan mushola putra. Betapa bahagianya saya mengetahui bahwa workshop tersebut diadakan pada hari kamis, dan kami adalah hari kosong bagi saya. Maka saya pun mencari teman yang akan ikut dengan menjarkom sms itu pula. Sayangnya tidak satupun dari teman-temang Pedjoeang Farma memiliki waktu luang untuk mengikuti workshop tersebut. Lalu saya pun menghubungi dan mendaftar pada contact person sendiri dan ternyata saat itu saya masuk waiting list (belum peserta) dengan gaya memohon mohon akhirnya saya dapat kursi untuk mengikuti workshop tersebut
workshop tersebut merupakan rangkaian acara Workshop yang diadakan Gatra untuk Pers Kampus di banyak universitas di Indonesia. Karna itulah saya sangat bersemangat mengikutinya walaupun sendiri dont worry jecki :D
Kamis 26 Mei 2011 saya mengejar bus flash jam setengah 8, itulah kendaraan gratis yang saya tahu untuk ke kampus C, tanpa sarapan dan dengan jalan cepat. Saya datang terlambat sedikit tetapi workshop memang belum dimulai dan masih dalam tahap regristrasi peserta. Eh ketika saya akan menandatangani daftar hadir ternyata nama saya tidak ada (oh no..) tapi ternyata masih boleh nulis nama sendiri disana. Lalu ketika saya datang eh saya bertemu adek kelas SMP saya dan ternyata dia adalah Panitia.
Ini pertama kalinya saya mengikuti workshop di ruang sidang kahuripan kampus C. Suasananya memang enak tapi ada hal yang tidak membuat saya nyaman yaitu kesendirian saya diantara orang-orang yang bergerombol berbincang. Pesertanya gak tanggung tanggung bayak dan berasal dari berbagai daerah dari malang hingga madura (hebat kan?) dan mereka merupakan pengurus pers kampus masing-maisng universitas ataupun fakultas.
Overall acara disini baik dan saya dapat mengikutinya dengan antusias.
Beberapa yang saya ingin dalami dalam workshop-workshop jurnalistik pers kampus adalah tetang manajemen penerbitan dan rubrikasi, yang kadang tak di bahas secara mendalam hanya sekilas saja tidak seperti teknik penulisan yang dibahas secara detail (apa karna manajemen penerbitn dan rubrikasi adalah sesuatu yang sangat rahasia?). Pada Workshop ini pula saya tidak terlalu mendapatkan kedua hal tersebut.
Hal yang paling saya tunggu dari workshop seperti ini adalah evaluasi majalah yang ada. Karna ini adalah kesempatan langka dimana Majalah Pers Kampus (yang hanya beredar dikampus saja) dapat dinilai oleh para wartawan-wartawan hebat seperti beliau-beliau. Sebelumnya Farmapos juga pernahh mengalami penilaian evalusi ketika diadakan Seminar Pers Kampus oleh Warta Unair. Tapi kali ini beda yang menilai adalah benar-benar orang luar dan menurut saya topmarkotop ahlinya dalam penerbitan seperti itu. Tak lupa saya membawa 4 edisi Farmapos yang saya punya sebagai arsip untuk mengikuti penilaian itu. Dan sepertinya acara penilaian tersebut akan dilakuakan pada akhir acara. Hebatnya lagi acara penilaian tersebut berhadiah uang tunai (wow)
Ketika penilaian itu diumumkan (diambil hanya 5 tempat) saya sudah cukup miris karna Farmapos hanya berbentuk tabloid kiwir-kiwir (24 halaman) tidak setebal majalah yang lain. Dan ternyata syukur alhamdulillah farmapos menempati tempat kedua (dan saya pun maju ke depan). itu merupakan pukulan telak bagi saya untuk segera mendorong kawan-kawan menuju percetakan di edisi ini.
Saya pun pulang dengan kebahagiaan penuh, hingga beberapa hari fluktuasi karna kemenangan tersebut masih trasa bahkan hingga sekarang, karna itulah saya ingin mengabadikan hal tersebut dalam suatu tulisan
terimakasih kepada Mas Mizan dan Mbak dita kalian sukses membawa farmapos di tiga edisi lalu, menata rubrikasi kami, menata tulisan kami, menata layout kami, dan menata smangat kekeluargaan kami. Doakan kami juga sukses di edisi ini :D
Smoga farmapos dapat mengikuti lomba majalahvpers kampus tersebut hingga tingkat nasional..amin