oleh-oleh dari BAKSOS 2011 Mojoroto
ini dia mata pelajaran tersulit saat SD hingga sekarang yaitu Bahasa Daerah jreng-jreng-jreng....
Mungkin bagi kita lebih mudah ya belajar Bahasa Inggris dariapada Bahasa Daerah yaitu Bahasa Jawa (oh tidak mendengarnya saja...) walupun sering kali percakapan yang saya gunakan adalah bahasa jawa dan itu lebih mudah disampaikan tetapi yang saya katakan itu "slank"nya jawa, bahasanya gak karuan campur sama bahasa indonesia n bahasa malangan. Tapi klo belajar Bahasa Jawa Asli (oh tiiiidaaak) mungkin butuh waktu lama.
Terakhir kali saya belajar Bahasa jawa pada kelas 2 MTSN kayaknya yang mengajar Ibu yang sudah "sepuh" banget. dan itu bagi saya pelajaran paling gak penting... Ingat juga waktu saya SD bahasa Jawa menjadi Momok bahkan saya ingat klo mau ujian Bahasa Jawa saya stress duluan pernah juga kejadian satu angkatan SD saya HER (Remidi jaman dulu) seluruhnya tak terkecuali satupun. Tapi ada juga saat saya menikmati mengahafal HaNaCaRaKa dan pasanganya yang banyak dan juga mengagumi cerita Mahabaratta antara Phandawa dan Kurawa. Tapi itu hanya sesaat tak pernah benar-benar bisa dan menyukainya, tak heran jika nilai Matematika itu lebih bagus daripada Bahasa Jawa :D :D
Baksos sungguh menyadarkan saya, berada di desa yang mana banyak orang yang tak mengerti menggunakan bahasa indonesia. Saya merasa mempunyai kewajiban belajar bahasa jawa, bagaimana saya bisa melakukan komunikasi dengan masyarakat tentang obat jika saya tidak bisa bahasa jawa, dan mungkin jam terbang saya siapa tahu akan berad di desa terpelosok oleh karena itu saya mungkin harus belajar bahasa jawa
Saya lahir di kota dengan kedua orang tua yang sudah cukup modern dan kehidupan yang cukup perkotaan begitu pula kehidupan sekeliling saya. Oleh karna itu saya tak bisa berbicara Bahasa Desa atau lebih dikenal dengan Bahasa Jawa. Saya bisa mendengar paham tapi saya tak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Tapi sebenarnya apa hubungan Kota dan Bahasa Jawa? Harusnya jika saya orang Jawa maka saya bisa Bahasa jawa kan?
Malu juga melihat anak-anak mojoroto yang berkelakuan macam-macam tapi bisa berbahasa jawa dengan lancar. Malu saya sebagai mahasiswa yang dinilai lebih terpelajar tapi bahkan mempelajari bahasa jawa selama 9 tahun tak becus dan tak bisa berkata. Seandainya lingkungan saya ini berbahasa jawa mungkin saya juga bisa bahasa jawa ya? Buktinya setelah saya 2 hari di Mojoroto saya kebawa terus ngomong pake bahasa Jawa kromo... bahkan juga lewat sms. Benar dengan hidup bersama kita akan memahami bahasa dengan lebih mudah.
Harusnya saya dibuang 1 bulan saja ya di desa terpencil biar saya bisa bahasa jawa, biar saya bisa menghormati orang yang lebih tua dengan berbahasa jawa, biar saya bisa melestarikan budaya jawa... agar saya bisa menyampaikan informasi dan edukasi apoteker dalam bahasa jawa :D atau bikin buku Dagusibu versi Bahasa Jawa... knapa tidak?
Mungkin intelek dan universal memang perlu tapi jangan melupakan tempat dimana kita berasal dan berdiri di tanah kelahiran kita yaitu jawa :D :D :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar