Sabtu, 17 Desember 2011

Eksklusifitas: Terkotaki

not ordinary oranges...
Saya sudah sering berada di komunitas yang terkotak-kotak (alias: ngegap-ngegap). Awalnya bermula saat kelas 2 SMP lalu saat 2 SMA dan 3 SMA dan terakhir ini yang akan menjadi kelas terakhir saya yaitu saat kuliah. Karna sudah sering berada di lingkungan seperti itu, membuat saya berfikir bahwa hal tersebut wajar adanya di masyarakat seperti sekarang ini. Mereka berkelompok dengan beberapa orang yang mereka anggap cocok dan bersama-sama melakukan aktvitas, menakaman kelompok mereka, berjalan-jalan bersama, belajar bersama itu tak ada bedanya dengan "meng-Eksklusifkan" diri. 
Kenyamanan dan Percaya diri saat berteman mempengaruhi hal tersebut. Kadang walaupun tak diakui manusia itu punya rasa takut ketika memulai "berteman": takut tidak diterima orang lain, takut dianggap aneh, takut dianggap buruk, takut dibilang berbeda. Oleh karena itu mencari sekelompok orang yang sejenis memang lebih mudah untuk memulai pertemanan.
Tapi hal tersebut sering kali berlanjut menjadi Eksklusifitas terhadap kelompok mereka. Mereka seperti membangun lapisan semipermeabel di sekeliling mereka, orang yang cocok monggo masuk orang yang tak cocok jangan mendekat. Begitulah adanya. Alhasil orang yang dari luar sudah merasa berbeda akan enggan mendekati karena kelompok tersebut menampilkan kesan sesuatu yang secara tidak langsung menekankan pada perbedaan bagi pihak lain.
Belum disitu saja buruknya. Karena salah satu kelompok membentuk seperti itu maka lingkungan lain yang otomatis juga membentuk hal tersebut. Muncul lah kelompok kelompok yang sejenis dengan kesan yang berbeda, itu wajar. 
Tapi jika kita mengkaji lagi apakah Eksklusifitas: Terkotaki itu perlu? maka lebih banyak minusnya daripada plusnya. 
1. Walaupun anda bilang bahwa kelompok anda kompak, sebenarnya anda justru biang ketidakkompakan. Karena anda dengan kelompok lain karena anda membuat dinding disekeliling kalian.
2. Kesempatan anda mengenal orang lain akan menjadi semakin terbatas, karena orang yang kalian anggap cocok hanya itu-itu saja. Orang lain di luar kelompok anda juga memiliki pribadi yang dapat menerima anda.
3. Sempit. Karena anda hanya akan berfikir tentang kelompok anda, dan bertukar pikiran dengan orang yang sejenis anda. Kadang anda harus Out of the box melihat dunia luar.
4. Terbawa. Biasanya kelompok dan lingkungan sangat mudah mempengaruhi sikap anda nanti. Jika kelompok yang anda diamin baik maka anda akan terbawa baik, Jika kelompok yang anda diami buruk ada kemungkinan buruk itu juga akan menular.
5. Tidak Flexibel. Biasanya anda tidak mau datang di suatu acara yang penting jika tidak memiliki teman dari kelompok anda tersebut, bahkan bisa saja anda malas mengerjakan tugas kelompok jika tak ada orang dari kelompok anda. Yah... ha itu yang membuat anda menjadi semakin tidak flexibel: terkotaki: jika gak sama temenku aku gak mau?


Masih banyak lagi hal yang di mata saya Eksklusifitas: Terkotaki menjadi suatu hal yang justru mempersempit flexibilitas dan pola pikir yang justru mempersulit hidup kita.




Bertemanlah dengan setiap orang, kesan hanyalah kesan karena setiap orang punya perannya masing-masing dalam membantu hidupmu bahkan di hal kecil yang tidak kau sadari. Ada banyak hal keunikan yang akan ditemukan disetiap temanmu yang kau kenal.