Sabtu, 11 Mei 2013

4 tema sekelumit kata

Beberapa bulan ini banyak yang terjadi, dari sekarang yang menjadi sendiri, mencito kanibalo, keinginan mengejar mimpi dan menghela nafas panjang. Saya akan menuliskan sekelumit kata tentang itu semua.


Menjadi sendiri
Tak ada yang salah, tapi memang harus terjadi menjadi sendiri.
Hari-hari yang panjang, mengenang, menangis dan membiarkan.
Kalau penyesalan datang itu karena kesendirian kerisauan menyelimuti bagai kegelapan.
Hingga kata merelakan terucap dan teresap, hingga bahu penyandar lain tiba dan mengerti kedekatan dan ikatan.
Bukan siapa seorang yang sungguh spesial dalam hati ternyata selalu ada disampingmu
Bukan siapa kekasih? siapa dia? orang baru dalam hidupmu
Padahal sudah ada yang memeluk dengah hangat sejak lama, aku kembali ke keluarga
Dalam dekapan ibu menceritakan segalanya dan sungguh teresap ketenangan datang.
Hari-hari terlewati esok esok dan esok aku akan menjadi kuat!!
Menjadi sendiri adalah awal bukan akhir.
Awal untuk serius berjuang meraih mimpi
Awal untuk melihat diri siapa sesungguhnya saya


Mencito Kanibalo
Langkah langkah kecil berlari kencang mengejar angin
Menebar pakan, menimbang, membersihkan... hal yang sungguh tidak menyenangkan
Setiap hari minimal memandanginya
Mengamati bagaimana sikapnya, tubuhnya dan responnya
Melelahkan karena tak bisa dikendalikan
Katanya kita harus sabar dan menyayanginya
Tapi bagaimana bahkan memegangnya saja sedikit takut
Kami takut mayatnya bergelimpang dan badannya menjadi kurus dan berdarah terluka
Saling bertengkar, berkawan mencabik atau saling memakan?
Tapi keberhasilan akan segera datang
Menghapus segala kerempongan tiada akhir ini
Bukalah pikiran, bertanyalah bagaimana, dan yang paling penting ikhlaskan
Ikhlas jika harus mencoba berkali-kali "karena tidak ada sesuatu yang sia-sia"
Namanya juga percobaan maka saya harus mencoba berkali-kali!!
Ganbaru~


Mengejar Mimpi
Ingin meraih mimpi, melukisnya dengan indah dan detail yang mengagumkan
Tapi bahkan keinginan menggebu itu hanya ada pada awalnya
Takdir seakan menunda,  mengejar mimpi dengan beberapa rintangan
Bukan rintangan yang harus lalui dengan keras kepala
Tapi rintangan yang harus diikhlaskan
Masih ada kesempatan lain tahun depan atau kapan-kapan
Toh diri ini belum yakin apa yang sebaiknya dilakukan selanjutnya
Apa yang benar-benar menjadi lentera jiwa?
Penundaan itu untuk memberi saya waktu
Memberi cermin untuk menentukan tujuan yang mantap
Mencari dalam lorong hati, dan memantapkannya tanpa ragu.
Bukan karena ambisi.
Ini karena mimpi.
Tak akan pernah lelah.


Meghela Nafas Panjang
Ketika berlari suatu saat kaki ini akan melambat meraung meminta istirahat
Itulah yang terjadi, tak peduli dengan diri  kantong mata yang semakin gelap
Sudah saatnya menghela nafas panjang beristirahat disela berlari
Panas yang tak kunjung turun, pusing yang terus mengalir, lemah tiada tenaga
Hingga seperti ini, bahkan sebelumnya tak pernah begini
Ini adalah peringatan untuk selalu memperhatikan diri
Bahkan ketika nafas panjang belum berhenti saya sudah berlari
Tolong jangan dituntut biarkanlah mengalir biarkan dia datang nafas panjang..
Inilah jadinya kejenuhan panjang dan ketidakpedulian tak cukup dengan mengehela panjang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar