Syukur Alhamdulillah libur datang ditengah gegap gempita jenuhnya diriku dengan rutinitas kuliah ini. Dua puluh empat jam bukanlah waktu yang banyak dan sekarang aku punya 138 jam kurang tuk habiskan di kampung halaman. Tak banyak yang aku kerjakan banyak waktu yang terbuang memang tapi satu hal waktu denganmu lah yang sungguh aku syukuri adanya.
Sudah seperti biasa setiap waktu luang yang ada disini untuk dirimu, kau pun juga seperti itu pula kan? dan hanya saat itulah kita dari sekian waktu aku dan kau habiskan di dunia masing-masing.
Termenung setelah pertemuan dengan letupan tadi.
Mungkin aku mengharapkanmu terlalu dan tidak memanusiakanmu, kau bagai bintang sandaranku. Apa memang tak bolehkah aku menganggapmu seperti itu, aku kan berbagi berbagai kisah padamu seperti aku berbagi apapun dengan ibuku.
Aku meletup tapi slalu kau balas dengan letupan pula, tak ada yang berperan sebagai CO2 semua bagai oksigen yang saling meletup. Kadang aku mencoba memahamimu sebelum meletup tapi trasa kerasnya kepalamu menghalingi sinar laser mataku tuk menelusuri pola pikirmu.
Aku memang sering mengeluh, cerewet sering berkata ini itu, tapi kau juga tau kan itu tanda perhatianku. Ada banyak hal yang sudah tak ingin mulutku ini berkata walaupun hati ingin berbicara tentangmu, membiarkanmu memilih dan menjalani hidupmu sendiri dan aku merasa membutakan mataku sendiri ketika aku seperti itu.
Waktu akan terus berlalu dan aku berharap aku kan ada disisimu mendampingimu menjadi "seseorang" dan itu mungkin sangat lama sekali.... dan aku tak ingin banyak letupan di antara kita lagi. Akan kubuka pola pikirku dan menerima dirimu.... sudahlah kita bukan anak-anak lagi yang harus beregois diri
terimakasih
ε(•̃.•̃)з
Tidak ada komentar:
Posting Komentar